BUKITTINGGI– asakitanews.com– Masyarakat mengetahui, calon wali kota Bukittinggi, Sumatera Barat, periode 2025-2030, Marfendi Maad, Dt. Basa Balimo sosok berlatar belakang pendidikan agama atau tamatan pesantren. Tak heran saat kampanye door to door atau dari rumah ke rumah di 24 kelurahan dalam kota itu bersama tim pemenangan dan relawan setiap masuk waktu shalat meninggalkan kegiatan kampanye.
“Masuk waktu shalat dzuhur misalnya, yang wajib kami kerjakan adalah bersiap memasuki masjid atau mushalla terdekat. Artinya, shalat hukumnya wajib dan kami bersama beliau (Marfendi) utamakan menunaikan shalat berjemaah,” kata tim pemenangan H. Aldian Riyadi kepada asakitanews.com, di Bukik Cangang Kayu Ramang, Senin (21/10/2024).
Aldian di sela mengikuti kampanye pasangan calon pemimpin Bukittinggi Marfendi- Fauzan ini lanjutkan, menunaikan shalat berjamaah, baik dhuhur, ashar, maupun magrib bahkan terkadang hingga isya, imam shalat selalu dipimpin Marfendi.
“Setiap tunaikan shalat berjemaah di tahapan kampanye ini, beliau lah berperan sebagai imam shalat,” ujar Aldian biasa disapa Haji Dean itu.
Ia jelaskan, dalam menunaikan shalat, Marfendi di kesaharian akrab dipanggil Buya, bukan memperlihatkan atau menonjolkan diri seolah selalu menjadi imam di rumah ibadah terdekat itu.
“Tidak, tidak menonjolkan diri agar selalu menjadi imam. Beliau terlebih dulu sebelum menunaikan shalat berjamaah, ditawarkan atau dipersilakan para pengurus Masjid atau Mushalla memimpin shalat,” terang Haji Dean seraya katakan, hal itu terjadi sebab para pengurus dalam kota ini benar-benar mengetahui latar belakang siapa sosok Buya Marfendi.
Kandidat dan Tim Selalu Disambut Hangat Warga
Haji Dean mengaku, merasa nyaman dan selalu bersemangat mengikuti tahapan kampanye door to door pasangan kandidat nomor 1 Bukittinggi yang hampir sebulan berlangsung.
“Alhamdulillah, hampir sebulan berkampanye. Selain tidak melupakan kewajiban kepada Sang Maha Kuasa, saya bersama tim termasuk relawan selalu bersemangat. Bahkan kami berkampanye sejak pukul 9:00 WIB, hingga sore, bahkan terkadang hingga malam,” jelasnya.
Kata Haji Dean, ada rasa senang dan kebersamaan tim, relawan serta Marfendi- Fauzan, saat bertemu warga di rumahnya masing-masing. Dikesempatan itu, pihaknya selalu disambut hangat atau disambut tangan terbuka.
“Benar, terkadang kami tak merasakan capek (lelah) berjalan mengitari pemukiman warga. Masuk gang, keluar gang. Terlebih saat bertemu warga, tak jarang para warga menawarkan masuk ke dalam rumah dulu,” katanya.
Melihat situasi kondisi demikian, kata Haji Dean lagi, pihaknya pun tidak menemukan kesulitan menempelkan stiker pasangan kandidat di dinding, kaca jendala maupun pintu rumah warga. Termasuk memberikan buku saku terkait visi-misi kandidat.
“Bahkan, warga juga senang hati mempersilakan di area rumah mereka dipasangi baleho atau spanduk pasangan kandidat. Itu salah satu diantaranya yang buat kami bangga dan puas,” terang Haji Dean.
Terpenting Hal Ini
Di tempat sama, Rul, salah seorang warga perpendapat, dimana kepemimpinan kota Bukittinggi kedepan sudah seharusnya dipimpin orang yang tepat, yakni Buya Marfendi dan wakilnya Fauzan Haviz.
“Untuk periode mendatang, kami menilai dan memilih, bahwa Buya Marfendi- wakilnya Fauzan, orang yang tepat memimpin kota Bukittinggi. Bagi kami, yang utama atau terpenting adalah perbaikan dan tegaknya aqidah (agama) terutama demi kelangsungan serta pegangan hidup generasi muda,” harapnya.
Ia tambahkan, selain hal tersebut di atas, tercipta peningkatan ekonomi masyarakat berkeadilan, pendidikan formal dan non formal yang merata serta pelayanan kesehatan masyarakat terjangkau.
“Termasuk hal-hal krusial lain seperti mengembalikan ciri khas kota yang hijau, adat budaya, penaggulangan banjir, pengelolaan sampah dan desain kota modern namun sekali lagi, tidak meninggalkan ciri khas negeri itu sendiri,” kata Rul. (and)