BUKITTINGGI – asakitanews.com- Calon wakil wali kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Fauzan Havis mengatakan, perencanaan pembangunan Pasa Ateh di kota itu salah sejak awal. Terhadap kesalahan itu, maka keberadaan Pasa Ateh tidak memberikan manfaat perekonomian terhadap masyarakat (pedagang). Termasuk, juga tidak memberikan kontribusi atau pendapatan asli daerah pemerintah setempat.
“Saya melihat demikian, mulai dari perencanaan, penataan, pengelolaan hingga hasil pembangunan Pasa Ateh tidak memberikan kontribusi apapun. Pedagang mengeluh sebab
sepinya jual beli. Biaya operasionil Pasa Ateh mahal dan tidak ada retribusi yang dihasilkan pedagang sebagai pendapatan Pemko,” kata Fauzan kepada media ini, di Bukittinggi, Selasa (5/11/2024).
“Pendapatan, hasil atau retribusi bersumber dari Pasa Ateh tidak diperoleh pemerintah, tidak terlaksana sejak era wali kota Ramlan Nurmatias maupun Erman Safar,” sambung Fauzan.
Wakil calon wali kota Bukittinggi Buya Marfendi ini melanjutkan, jika suatu pusat perbelanjaan distorsi, akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama para pedagang.
“Pasa Ateh pasca kebakaran, kemudian dibangun baru, hingga dimulai penempatan para pedagang, kita bisa lihat bagaimana laju pertumbuhan ekonomi pedagangnya, mengeluh
alias tidak adanya perkembangan,” ucap Fauzan seraya menambahkan, akibat situasi demikian, maka diantara pedagang banyak turun ke jalan menjual dagangan mereka.
Diperhatikan lagi, tambah Cawawako nomor urut 1 itu, sebelum pembangunan Pasa Ateh, ada Pasa Banto. Dulu, Pasa Banto adalah Pasar yang ramai. Namun, setelah dibangun baru atau diperindah, akhirnya belasan tahun berlalu, terlihat juga tidak berkembang, bahkan hasilnya sangat jauh dari tujuan pembangunan semula,” kata Fauzan mengingatkan.
Mantan anggota DPRD Bukittinggi 2 periode itu katakan lagi, berdasarkan fakta dan pengalaman terdahulu, permasalahan sentral ekonomi masyarakat, kedepan bahkan secepatnya harus diatasi atau ditanggulangi sebaik dan secepat mungkin.
“Persoalan ekonomi, merupakan salah satu peran vital terhadap pembangunan suatu daerah dan masyarakat. Oleh sebab itu, harus dicari solusi yang tepat dan cepat. Insya Allah kami sebagai kandidat di Pilkada 2024, punya solusi mengatasi persoalan dimaksud,” kata Fauzan meyakinkan.
Sekedar mengingatkan, Pasa Ateh terbakar Oktober 2017 silam. Pasca kebakaran, Pasa Ateh atau pusat pertokoan di era wali kota Ramlan Nurmatias itu kembali dibangun. Menelan biaya mencapai Rp292 miliar berkonsep green building dan modern. Dimana Pasa Ateh dibangun 4 lantai dan sebanyak 835 unit kios.
Selesai pengerjaan pembangunan, Pasa Ateh mulai beroperasi Juli 2020. Kala itu, kepemimpinan beralih kepada wali kota terpilih Erman Safar.(and)