Kandidat nomor urut 1, Marfendi- Fauzan Haviz
Sharing is Caring

BUKITTINGGIasakitanews.comTim pemenangan, simpatisan atau pun relawan calon wali kota dan wakil wali kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Marfendi Dt. Basa Balimo- Fauzan Haviz tampaknya harus bekerja keras mesosialisasikan jargonnya kepada masyarakat jelang Pilkada 2024 digelar.

Pasalnya, masih banyak masyarakat pemilih terutama kalangan milineal yang tidak begitu mengetahui siapa pasangan kandidat nomor urut 1. Belum lagi terkait visi- misi dan program calon pemimpin Bukittinggi itu.

“Siapa cawako- cawawako Bukittinggi nomor urut 1 itu. Apakah beliau (Marfendi) wakil wali kota era Erman Safar kemarin ?,” tanya Fajar, salah seorang generasi milineal kepada media ini di Bukik Apik, kota setempat kemarin.

Fajar yang juga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Bukittinggi itu, juga menilai bahwa tanda-tanda gebrakan kandidat di wilayah tinggalnya tidak begitu semarak seperti para kandidat lain.

“Saya tidak melihat rombongan beliau (Marfenfi-Fauzan) blusukan (bersosialisasi) di kampung Koto, Bukik Apik. Padahal, di sini warga pemilih terhitung banyak. Begitu juga terkait alat peraga kampanye (APK) seperti spanduk atau baliho dan posko pemenangan sepanjang jalan utama Bukik Apik maupun gang-gang di perkampungan warga sini. APK didominasi pasangan kandidat lain,” ucap milieal yang sering berkumpul bersama temannya dipertigaan kampung Pulasan.

Terpisah, menurut Ustadz Abdurrahman, minimnya pengenalan atau sosialisasi kandidat perlu lebih ditinggatkan lagi, meski hari H pilkada 2024 makin dekat.

“Seperti saya sampaikan beberapa waktu lalu, jika pasangan calon ingin terpilih menjadi pemimpin Bukittinggi, tim pemenangan atau relawan harus mati-matian alias bekerja ekstra keras bersosialisasi memperkenalkan kandidat di lingkungan masyarakat,” kata Abdurrahman mengingatkan, Minggu (17/11/2024).

Mantan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) era presiden Soeharto itu tambahkan, sebagaimana diketahui, kandidat nomor urut 1 adalah calon pasangan yang terlambat mendaftarkan diri ke Bawaslu. Dengan demikian, kata dia, sudah seharusnya mempersiapkan segala sesuatu serba ekstra.

Kembali kekriteria Marfendi- Fauzan Havis, keduanya merupakan sosok pemimpin yang tidak diragukan lagi. Berpengalaman di bidang pemerintah negara, baik eksekutif maupun legislatif.

Kriteria Calon dan APK

Marfendi akrab disapa Buya misalnya, pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat dan wakil wali kota Bukittinggi periode 2020-2024. Sementara, Fauzan juga pernah menduduki bangku DPRD Bukittinggi selama 2 periode. Hal tersebut, sebagian kecil masyarakat, melihatnya saat Marfendi- Fauzan debat kandidat. Keduanya mampu menguasai panggung debat.

Buya merupakan sosok sederhana, merakyat dan tidak mementingkan kelompok atau golongan serta pribadi. Selaku putra daerah, ia bercita-cita membangun peradaban daerah yang nantinya bakal selaras dengan program pemerintah.

Calon Pemimpin Kota Bukittinggi, Marfendi- Fauzan Havizz

Kedepan, jika Marfendi- Fauzan terpilih menjadi pemimpin kota perjuangan ini, diharapkan mampu mengembalikan pendidikan berbasis aqidah, ekonomi berkeadilan kota ramah, bersih, peradaban Minangkabau serta hal krusial lain menyangkut hajat masyarakat.

“Kita mengetahui kriteria dan cita-cita calon pemimpin. Kita tidak meragukan kepemimpinan beliau berdua. Hanya saja, sekali lagi kepada tim pemenangan maupun relawan, berupayalah sekuat tenaga guna memenangkan kandidat. Jangan lelah bersosialisasi memperkenalkan kandidat sekaligus visi- misi. Kemudian dihari yang singkat ini, jangan lupa perbanyak alat peraga sebagai tanda kandidat benar-benar serius mencalonkan diri,” ingat Abdurrahman lagi.

Ingan dan atasi, tambah dia, dulu rabab nan batangkai, kini kalikih nan babungo. Dulu adab nan bapakai, kini pitih nan panguno.

“Pantun di atas perlu jadi pertimbangan kandidat, tentunya terhadap tim dan relawan. Mungkin saja pemilih diimingi-imingi uang receh, janji-janji program gratis dan nasi bungkus yang sifatnya kontemporer, dimana pada akhirnya masyarakat beralih atau tidak memilih kandidat nomor urut 1,” tutup Abdurrahman.

Pantauan media ini kemarin, terlihat kurangnya APK di jalan-jalan utama kota maupun gang-gang pemukiman warga. Misalnya saja, di pasar pagi Birugo, Aur Birugo Tigo Baleh, Pincuran Gauang, Tarok Dipo, kampuang Koto Bukik Apik dan Ranjau Panganak. (and)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *