Sharing is Caring

TANAH DATARasakitanews.com– Batu Batikam merupakan salah satu bukti sejarah atas keberadaan pemerintahan adat di Alam Minangkabau. Batu Batikam yang menjadi situs cagar budaya itu terletak di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dalam sejarah tambo diceritakan, tepatnya pada abad 1.800 Masehi di Alam Minangkabau, terdapat dua sistem pemerintahan kelarasan Bodi Chaniago dan Koto Piliang. Sistem pemerintahan tersebut dipimpin dua orang Datuak yakni Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt. Katumanggungan.

Masing-masing Datuak membuat tatanan pemerintahan adat secara hirarki atau bajanjang naik batanggo turun. Sistem ini diterapkan di kelarasan Bodi Chaniago di bawah pimpinan Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Sedangkan Dt. Katumangggungan di kelarasan Koto Piliang, berpolakan sistem kesetaraan atau sabatang panjang. Diistilahkan, duduak samo randah, tagak samo tinggi.

Belakangan, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap dua kelarasan di lingkungan masyarakat adat dengan dua sistem pemerintahan berbeda, maka digelar musyawarah. Musyarah digelar di medan nan bapaneh dan dipimpin langsung kedua Datuak.

Saat musyawarah berlangsung, sempat terjadi perdebatan sengit dalam mempertahankan tatanan dan sistem pemerintahan adat masing-masing. Perdebatan itu berakhir dengan kesepakatan dimana kedua sistem pemerintahan adat mengacu kepada dua kelarasan. Hingga saat ini masyarakat adat Minangkabau tetap menganut tatanan dan sistem pemerintahan adat yang disepakati yaitu sistem hirarki maupun sahamparan.

Menariknya, disaat musyawarah berlangsung, terjadi kesalahpamahaman antara kedua pemimpin itu, sehingga Dt. Parpatiah Nan Sabatang menusuk sebuah batu dengan sebilah keris. Tusukan atau tikaman keris benar-benar di luar logika manusia biasa sebab batu berbentuk segi tiga berukuran kurang lebih tinggi 55 senti meter, tebal 20 senti meter dan 45 senti meter itu tembus hingga ke belakang.

Ganjo Ireh

Nah, tahukah anda apa nama keris sakti yang ditikamkan Datuak Parpatiah Nan Sabatang itu ?

Terpisah, cadiak pandai nagari Kurai Limo Jorong, Bukittinggi, Syamsul Bahri Sutan Sampono Ali belum lama ini mengungkapkan, bahwa nama keris sakti Datuak Parpatiah Nan Sabatang adalah Ganjo Ireh.

Namun, ia sangat sayangkan keris bertuah kepunyaan Dt. Parpatiah Nan Sabatang, hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Padahal keris tersebut merupakan bukti sejarah yang seharusnya dipegang atau tersimpan rapi seorang Datuak selaku pemawaris gelar Dt. Parpatiah Nan Sabatang.

“Ya, keris bersejarah tersebut seharusnya tersimpan di musium khusus pewaris Dt. Parpatiah Nan Sabatang. Agar generasi muda dapat mempelajari maupun memahami sejarah asal mula pemerintahan adat Alam Minangkabau,” ucap Sampono Ali. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *