Sharing is Caring

BUKITTINGGIasakitanews.com- Calon wali kota Bukittinggi, Sumatera Barat, 2025- 2030 Marfendi Dt. Basa Balimo, diasumsikan sebagai kandidat yang mampu menyeleraskan kearifan lokal dan modernisasi dalam pemerintahan kota setempat.

“Kita melihat dan mengetahui kemampuan beliau (Marfendi). Beliau bakal mampu mengembalikan kearifan lokal berazaskan adat dan agama di kota ini. Kemampuan beliau bukan tanpa alasan, didasari pengalaman dimana pernah menjabat anggota DPRD Provinsi Sumbar dan Wakil Wali Kota Bukittinggi. Ditambah pengadabtasian di lembaga- lembaga sosial masyarakat, majlis umat serta dunia pendidikan,” kata warga setempat, H. Aldian Riyadi kepada asakitanews.com, Jumat (8/11/2024).

Aldian, akrab disapa Haji Dean itu menilai, disisi lain, Marfendi juga sangat memahami lingkungan dan karakteristik masyarakat kota. Bagaimana sisi kehidupan masyarakat di bidang ekonomi, pendidikan, budaya, agama dan lain sebagainya.

“Berbagai sisi-sisi kehidupan masyarakat tersebut, saya rasa beliau sangat paham betul. Apa lagi berliau seorang pemimpin di masyarakat adat, motivator dan seorang muslim taat, hingga Marfendi dikeseharian-nya disapa Buya. Kita meyakini, nantinya beliau bakal mampu membawa perubahan di bidang akhlak atau aqidah bagi generasi, terkhusus anak-anak muda alias milineal agar terhindar dari dekadensi moral seperti terlibat kenakalan remaja, narkoba dan LGBT,” katanya.

“Tak ketinggalan tentunya diberbagai sektor lini kehidupan lain seperti peningkatan ekonomi yang berkeadilan, sosial kemasyarakatan, kesehatan, pendidikan formal dan lain-nya,” tambah Haji Dean.

Pengusaha sukses ini melanjutkan, kearifan lokal atau peradaban suatu negeri, sangat perlu dipertahankan sekaligus dilestarikan. Apa lagi Bukittinggi salah satu kota yang mengedepankan filosofi adat Alam Minangkabau, yakni Adat Basandi Syara’- Syara- Basandi Kitabullah.

“Harapan kita, jika Marfendi- Fauzan menang di pilkada 2024, pemaknaan filosofi Minangkabau tersebut, kedepan, hendaknya bisa diimplementasikan di lingkungan masyarakat, bukan sekedar tulisan yang menghiasi jalan utama di kota ini,” kata dia seraya menambakan, makna yang terkandung dalam filosofi adat itu, merupakan salah satu pedoman dalam kehidupan bagi masyarakat adat Minangkabau,” ucap Haji Dean.

“Tentunya banyak cara mengimplentasikan makna filosofi itu. Misalnya beliau bisa bekerjasama membuat program, melibatkan para ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai,” tambah Pria yang menjabat ketua Persatuan Pedagang Aur Kuning Bukittinggi itu.

Haji Dean katakan lagi, begitu juga terkait peningkatan ekonomi masyarakat melalui bidang seni budaya. Sebagaimana diketahui, lanjut dia, seni dan budaya adalah salah satu ciri khas tersendiri suatu negeri.

“Saat ini, kita tidak melihat penggalakan pembangunan sanggar maupun tempat pelatihan penyaluran bakat seni para generasi muda yang terorganisir. Termasuk galeri hasil kerajinan seni ukir, misalnya, dimana hasil seni tersebut akan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kunjungan wisatawan. Sekali lagi, hanya Buya Marfendi calon pemimpin yang memahami nilai kearifan lokal tersebut,” kata dia yakin.

Sementara, tambah Haji Dean lagi, calon wakil Marfendi yakni Fauzan Haviz, juga tokoh akademisi muda yang juga punya kemampuan menyemarakkan dan mempertahankan olahraga tradisional. Olahraga tradisional seperti Silat, tidak kalah penting dilestarikan serta dipertahankan guna mendidik mental dan sportifitas generasi.

“Pandangan kita, sumbangsih Fauzan membangkitkan semangat generasi muda mencintai olahraga tradisional sangat diperlukan, disamping cabang olah raga lain yang ia pimpin saat ini. Kurang lebih artinya, jika kedua pasangan calon terpilih, Fauzan punya kapasitas membantu tugas dan program yang telah terencana dalam menjalankan roda pemerintahan kota Bukittinggi,” katanya mengakhiri. (and)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *