Bukittinggi Islamic Centre
Sharing is Caring

BUKITTINGGIasakitanews.com– Masyarakat hukum adat nagari Kurai V Jorong, Kota Bukittinggi, sumatera Barat pertanyakan pembangunan Bukittinggi Islamic Centre (BIC) yang terletak di pinggir jl. by pass, Gulai Bancah kota setempat. Pasalnya, pembangunan BIC sejak 2006 silam itu hanya terlihat berdiri tiang-tiang beton.

“Kami masyarakat adat hanya bertanya, mau diapain bangunan yang dikatakan gedung BIC itu. Bahkan konon kabarnya, BIC dicanangkan bakal menjadi pusat keagamaan Islam dan bangunan-nya akan dibikin termegah di Sumbar,” ujar pemangku adat nagari Kurai, Taufik, Dt. Nan Laweh kepada media ini di Bukittinggi, Jumat (6/2/2025).

Dt. Nan Laweh didampingi belasan masyarakat adat Kurai termasuk seorang advokat Zulefrimen, SH, melanjutkan, selain terlihat tiang beton, di area pembangunan BIC dipenuhi tumbuhan liar.

“Kita lihat, tumbuhan liar memenuhi area pembangunan BIC. Menyeramkan dan seakan merusak keindahan kota,” katanya.

Ninik Mamak itu mengaku heran, puluhan tahun berlalu namun hingga saat kini, tidak ada tanda- tanda pembangunan BIC akan dilanjutkan atau entah dibuat apa.

“Iya, kami heran, mungkin pembangunan dimulai sekitar tahun 2006. Jika dihitung, empat kali sudah kepala daerah berganti, bahkan bakal lima kali jika wali kota terpilih dilantik bulan depan,” ucapnya.

Sekedar mengingatkan, gagasan BIC diawali pada Pilkada 2005 saat pasangan calon Walikota Djufri dan calon Wakil Walikota Ismet Amzis. Usai pilkada, keduanya terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota, maka diwujudkan pembangunan BIC. Kebetulan, rencana pembangunan BIC merupakan salah satu item dalam visi- misi kedua pasangan itu.

Dikutip dari https://thewestcoast.wordpress.com, jika pembangunan BIC rampung menghabiskan anggaran Rp124 miliar. Disebabkan pembangunan BIC merupakan salah satu visi-misi kepala daerah, maka pada tahun anggaran 2006 Pemko Bukittinggi menganggarkan dalam bentuk pos bantuan untuk pembangunan BIC yakni sebesar Rp2 miliar. Kemudian tahun 2007 kembali dianggarkan dalam jumlah sama.

Mengingat anggaran pembangunan yang begitu besar (Rp124 miliar), akhirnya Pemko Bukittinggi membentuk sebuah yayasan dengan nama yayasan BIC. Sekaligus ditindaklanjuti pembentukan pengurus yayasan dan terpilih sebagai ketua adalah H. Nur Syamsi Nurlan, SH.

Kemudian, setiap langkah yang diambil yayasan terkait pembangunan BIC, harus di bawah koordinasi Pemko sebab SK kepengurusan yayasan berdasarkan SK wali kota Bukittinggi yakni Djufri.

Rencananya, jika pembangunan rampung, nantinya bakal menjadi destinasi wisata religius termegah di Sumbar. Di kawasan BIC dilengkapi pembangunan masjid, perpustakaan, pertokoan, ruang pertemuan, dan area pelaksanaan manasik haji.

Pembangunan BIC yang tidak begitu jauh dari sekretariat Parik Paga Nagari Kurai itu ditandai pemancangan tiang perdana. Dulu, peletakan batu pertamanya dilaksanakan secara resmi oleh gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi. (***)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *